Surabaya || Expressnewstoday.net – Proses akreditasi yang dijalani SMP Muhammadiyah 3 (Spemuga) Surabaya pada 20-21 Oktober 2025 tidak hanya menjadi ajang pembuktian mutu, tetapi juga momentum untuk mengidentifikasi tantangan dan merancang perbaikan.
Salah satu asesor, Khiyarul Muasis S.Pd.M.Si , menegaskan bahwa akreditasi modern telah bergeser dari sekadar formalitas. Menurutnya, akreditasi harus memicu semangat perbaikan berkelanjutan, sesuai komitmen yang ia dengar dari kepala sekolah.
“Akreditasi ini bukan hanya seremonial saja, tapi kita jadikan entry point untuk terus berkembang untuk menjadi lebih baik, kita bisa mengambil nilai-nilai yang sudah ada, tetapi juga membuat inovasi-inovasi agar performanya lebih baik,” tegas Khiyarul. Ia menambahkan, “Memang orientasinya akreditasi adalah mengawal dan melestarikan yang sudah baik dan diupayakan menjadi lebih baik lagi”.

Tantangan utama yang diidentifikasi dalam proses ini adalah sarana dan prasarana (Sarpras). Asesor S. Gustini. S.Pd. M.M memaparkannya secara gamblang.
“Masih ada faktor-faktor yang harus diperkuat lagi, terkait kedisiplinan, terkait juga dengan Sarpras yang mungkin lahannya masih terbatas, maka perlu ada peningkatan, optimalisasi pengadaan sarpras untuk menunjang kegiatan belajar mengajar,” jelas Gustini.
Meski demikian, Gustini tetap optimistis Spemuga mampu mengatasinya. “Mengingat Muhammadiyah merupakan persyarikatan yang mempunyai jaringan yang luas, SMP Muhammadiyah 3 mampu memberikan peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan yang lebih baik lagi,” tambahnya.
Fokus penilaian yang tidak lagi kaku pada fisik Sarpras ini dimungkinkan oleh instrumen akreditasi terbaru, yang diatur dalam Keputusan Mendikbudristek (Kepmen) No. 246/O/2024. Regulasi teknis ini menjadi panduan bagi asesor untuk menilai empat komponen utama secara mendalam, termasuk kinerja pendidik dalam mengelola pembelajaran dan iklim lingkungan belajar di sekolah.
Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 3 Surabaya, Maria Elen Veronica, S.Ag, menyambut masukan tersebut secara terbuka. “Mungkin kami tidak sempurna, khususnya sarana dan prasarana, namun kami terus berbenah, Tidak selalu rapi namun kami mengajar dengan hati. Inilah Spemuga,” akunya.( Wjy )